Jumat, 28 Oktober 2011

Free Practice I GP India
Sesi Diganggu Anjing Nyasar, Hamilton Tercepat
Kris Fathoni W - detiksport




Uttar Pradesh - Seekor anjing yang tersasar ke lintasan sempat mengganggu jalannya sesi latihan bebas pertama GP India. Di sesi ini sendiri, Lewis Hamilton dari McLaren mencatat waktu tercepat.

Sesi yang dihelat Jumat (28/10/2011) siang WIB tersebut sudah harus disapa bendera merah ketika baru berjalan sekitar enam menit.

Bendera merah dikibarkan setelah seekor anjing dilaporkan masuk ke lintasan Sirkuit Internasional Buddh. Pembalap India Karun Chandhok dari Tim Lotus menjadi satu-satunya yang menuntaskan waktu lap saat itu.

Sepuluh menit jelang tuntas, giliran bendera kuning yang dikibarkan setelah driver Scuderia Toro Rosso Jaime Alguersuari melintir dan membuat bagian belakang mobilnya rusak.

Tak lama berselang bendera kuning hadir lagi, kali ini karena Pastor Maldonado dari tim Williams mengalami masalah mesin yang membuat asap terlihat dari bagian belakang mobilnya.

Pada akhirnya waktu satu menit 26,836 detik dari Hamilton tercatat sebagai yang terbaik. Kampiun 2011 Sebastian Vettel (Red Bull) mengemas waktu terbaik kedua, diikuti rekan setimnya Mark Webber.

Jenson Button yang rekan setim Hamilton mencatat waktu terbaik keempat, diikuti duo Mercedes GP, Michael Schumacher dan Nico Rosberg. Felipe Massa (Ferrari), Adrian Sutil (Force India), Sebastian Buemi (Scuderia Toro Rosso) dan Kamui Kobayashi (Sauber) melengkapi sepuluh besar.

Hasil Free Practice I GP India:

1. Lewis Hamilton Britain McLaren-Mercedes 1m 26.836s
2. Sebastian Vettel Germany Red Bull-Renault 1m 27.416s
3. Mark Webber Australia Red Bull-Renault 1m 27.428s
4. Jenson Button Britain McLaren-Mercedes 1m 28.394s
5. Michael Schumacher Germany Mercedes-Mercedes 1m 28.531s
6. Nico Rosberg Germany Mercedes-Mercedes 1m 28.542s
7. Felipe Massa Brazil Ferrari-Ferrari 1m 28.644s
8. Adrian Sutil Germany Force India-Mercedes 1m 28.705s
9. Sebastien Buemi Switzerland Toro Rosso-Ferrari 1m 29.219s
10. Kamui Kobayashi Japan Sauber-Ferrari 1m 29.355s
11. Paul di Resta Britain Force India-Mercedes 1m 29.700s
12. Vitaly Petrov Russia Renault-Renault 1m 29.705s
13. Bruno Senna Brazil Renault-Renault 1m 29.799s
14. Sergio Perez Mexico Sauber-Ferrari 1m 30.132s
15. Rubens Barrichello Brazil Williams-Cosworth 1m 30.367s
16. Jaime Alguersuari Spain Toro Rosso-Ferrari 1m 30.566s
17. Pastor Maldonado Venezuela Williams-Cosworth 1m 30.669s
18. Jarno Trulli Italy Lotus-Renault 1m 30.818s
19. Karun Chandhok India Lotus-Renault 1m 32.487s
20. Timo Glock Germany Virgin-Cosworth 1m 32.771s
21. Daniel Ricciardo Australia HRT-Cosworth 1m 33.928s
22. Narain Karthikeyan India HRT-Cosworth 1m 34.113s
23. Jerome d'Ambrosio Belgium Virgin-Cosworth 1m 35.796s
24. Fernando Alonso Spain Ferrari-Ferrari 1m 35.899s

Senin, 26 September 2011

BERITA TERBARU

Berita Persib
October 27, 2011 / Abu Fauzan /  16

Manajemen Masih Cari Lapangan Untuk Ujicoba

Minggu ini, Persib bukan hanya kesulitan mendapatkan lapangan untuk berlatih. Tim Maung Bandung juga kesulitan mendapatkan lapangan untuk berujicoba. Kesulitan mendapatkan lapangan yang layak ini memusingkan pelatih Drago Mamic. Selain berharap ujicoba bisa dilaksanak
Berita Persib
October 27, 2011 / just_moy /  40

Diklaim Ikut LPI, Persib akan Melakukan Kroscek ke PT LPIS

Menanggapi klaim bahwa Persib terdaftar dalam peserta Liga Prima Indonesia bersama 17 klub lainnya, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Kuswara S Taryono mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan ulang. Menurutnya, PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) mem
Berita Nasional
October 26, 2011 / Abu Fauzan /  80

IPL Diikuti 18 Klub

Indonesian Premier League (IPL) 2011/2012 sepertinya akan diikuti oleh 18 klub. Hal ini berdasarkan proses pendaftaran ulang klub peserta yang dilakukan hari Rabu (26/10) ini. Dari 24 tim yang diberi kesempatan melakukan pendaftaran ulang, 6 klub dianggap mengundurkan
Berita Persib
October 26, 2011 / just_moy /  16

Mamic Mengusulkan Kompetisi Dibagi Dua Wilayah

Kisruh yang terjadi di tubuh PSSI mengenai terpecahnya peserta kompetisi sepak bola level tertinggi tanah air menjadi dua kubu, mengundang komentar dari pelatih Persib, Drago Mamic. Pelatih berkebangsaan Kroasia ini mengusulkan agar kompetisi dibagi menjadi 2 wilayah.
Berita Persib
October 26, 2011 / Abu Fauzan /  12

Fasilitas Latihan Buruk, Persiapan Persib Harus Tetap Maksimal

Sulitnya Persib Bandung mendapatkan lapangan untuk berlatih, mendapat tanggapan negatif dari coach Drago  Mamic. Selain kerap harus berpindah-pindah mencari tempat latihan, pelatih Kroasia ini mengaku kurang puas dengan kondisi lapangan tempat latihan tim Maung Bandu
Berita Persib
October 26, 2011 / blmnst! /  60

Sikap Persib Tak Dapat Dipengaruhi Klub lain

Melalui juru bicaranya, Kuswara S Taryono, PT Persib Bandung Bermartabat mengadakan konferensi pers di salah satu kafe di kota Bandung hari selasa sore (25/10). Pada kesempatan ini, Kuswara menyampaikan sikap terkini PT PBB sebelum dilakukannya Rapat Umum Pemegang Saham
Berita Persib
October 25, 2011 / blmnst! /  50

Umuh Baru Tahu Persib Main Di Laga Pembuka ISL

Manajer Persib Bandung, Umuh Muhtar terkejut ketika dirinya dimintai keterangan tentang klaim kubu 13 klub yang mengatakan Persib akan bermain di laga pembuka LSI. Sebelumnya, Direktur Teknik Sriwijaya FC, Hendri Zainuddin mengatakan laga antara Sriwijaya FC melawan Pe
Berita Persib
October 25, 2011 / blmnst! /  78

Toni Harusnya Tak Bicara Seenaknya Tentang Persib

Menanggapi pernyataan anggota Exco, Toni Apriliani hari Minggu malam dikediamannya yang menyebut Persib seperti banci karena sikapnya untuk tidak memihak kelompok 13 atau 10, manajer Persib Umuh Muhtar mengatakan bahwa sebaiknya Toni tidak bicara seenaknya tentang Persi

Minggu, 17 Juli 2011

Atlantis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Peta Atlantis menurut Athanasius Kircher. Pada peta tersebut, Atlantis terletak di tengah Samudra Atlantik.
Peta Atlantis menurut Arysio Nunes dos Santos dalam bukunya Atlantis, The Lost Continent Finally Found terletak di Indonesia
Atlantis, Atalantis,[1] atau Atlantika[1] (bahasa Yunani: Ἀτλαντὶς νῆσος, "pulau Atlas") adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku Timaeus dan Critias.[2]
Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules", dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.
Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis selama Era Klasik, namun umumnya tidak mempercayainya dan kadang-kadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman Renaissance, seperti "New Atlantis" karya Francis Bacon. Atlantis juga memengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju (dan hilang).

[sunting] Catatan Plato

Lukisan Plato.
Dua dialog Plato, Timaeus dan Critias, yang ditulis pada tahun 360 SM, berisi referensi pertama Atlantis. Plato tidak pernah menyelesaikan Critias karena alasan yang tidak diketahui; namun, ahli yang bernama Benjamin Jowett, dan beberapa ahli lain, berpendapat bahwa Plato awalnya merencanakan untuk membuat catatan ketiga yang berjudul Hermocrates. John V. Luce mengasumsikan bahwa Plato — setelah mendeskripsikan asal usul dunia dan manusia dalam Timaeus, dan juga komunitas sempurna Athena kuno dan keberhasilannya dalam mempertahankan diri dari serangan Atlantis dalam Critias — akan membahas strategi peradaban Helenik selama konflik mereka dengan bangsa barbar sebagai subyek diskusi dalam Hermocrates.
Empat tokoh yang muncul dalam kedua catatan tersebut adalah politikus Critias dan Hermocrates dan juga filsuf Socrates dan Timaeus, meskipun hanya Critias yang berbicara mengenai Atlantis. Walaupun semua tokoh tersebut merupakan tokoh bersejarah (hanya tiga tokoh pertama yang dibawa),[3] catatan tersebut mungkin merupakan karya fiksi Plato. Dalam karya tertulisnya, Plato menggunakan dialog Socrates untuk mendiskusikan posisi yang saling berlawanan dalam hubungan prakiraan.
Terjemahan Latin Timaeus, dibuat pada abad pertengahan.

[sunting] Timaeus

Timaeus dimulai dengan pembukaan, diikuti dengan catatan pembuatan dan struktur alam semesta dan peradaban kuno. Dalam bagian pembukaan, Socrates merenungkan mengenai komunitas yang sempurna, yang dideskripsikan dalam Republic karya Plato, dan berpikir apakah ia dan tamunya dapat mengingat sebuah cerita yang mencontohkan peradaban seperti itu.
Pada buku Timaeus, Plato berkisah:
Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.[4]

[sunting] Critias

Poseidon karya Bronzino (1503–1572).
Critias menyebut kisah yang diduga sejarah yang akan memberikan contoh sempurna, dan diikuti dengan deskripsi Atlantis. Dalam catatannya, Athena kuno mewakili "komunitas sempurna" dan Atlantis adalah musuhnya, mewakili ciri sempurna sangat antitesis yang dideskripsikan dalam Republic. Critias mengklaim bahwa catatannya mengenai Athena kuno dan Atlantis berhaluan dari kunjungan ke Mesir oleh penyair Athena, Solon pada abad ke-6 SM. Di Mesir, Solon bertemu pendeta dari Sais, yang menerjemahkan sejarah Athena kuno dan Atlantis, dicatat pada papiri di heroglif Mesir, menjadi bahasa Yunani. Menurut Plutarch, Solon bertemu dengan "Psenophis Heliopolis, dan Sonchis Saite, yang paling dipelajari dari semua pendeta" (Kehidupan Solon). Karena jarak 500 tahun lebih antara Plutarch dan peristiwa yang bersifat sebagai alasan atau dalih, dan karena informasi ini tidak ada pada Timaeus dan Critias, identifikasi ini dipertanyakan.
Menurut Critias, dewa Helenik membagi wilayah sehingga tiap dewa dapat memiliki; Poseidon mewarisi wilayah pulau Atlantis. Pulau ini lebih besar daripada Libya kuno dan Asia Kecil yang disatukan,[1] tetapi akan tenggelam karena gempa bumi dan menjadi sejumlah lumpur yang tak dapat dilewati, menghalangi perjalanan menyebrang samudra. Bangsa Mesir mendeskripsikan Atlantis sebagai pulau yang terletak kira-kira 700 kilometer, kebanyakan terdiri dari pegunungan di wilayah utara dan sepanjang pantai, dan melinkungi padang rumput berbentuk bujur di selatan "terbentang dalam satu arah tiga ribu stadia (sekitar 600 km), tetapi di tengah sekitar dua ribu stadia (400 km).
Wanita asli Atlantis bernama Cleito (putri dari Evenor dan Leucippe) tinggal disini. Poseidon jatuh cinta padanya, lalu memperistri gadis muda itu dan melahirkan lima pasang anak laki-laki kembar. Poseidon membagi pulau menjadi 10 wilayah yang masing-masing diserahkan pada 10 anak. Anak tertua, Atlas, menjadi raja atas pulau itu dan samudra disekitarnya (disebut Samudra Atlantik untuk menghormati Atlas). Nama "Atlantis" juga berasal dari namanya, yang berarti "Pulau Atlas".
Poseidon mengukir gunung tempat kekasihnya tinggal menjadi istana dan menutupnya dengan tiga parit bundar yang lebarnya meningkat, bervariasi dari satu sampai tiga stadia dan terpisah oleh cincin tanah yang besarnya sebanding. Bangsa Atlantis lalu membangun jembatan ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju sisa pulau. Mereka menggali kanal besar ke laut, dan di samping jembatan, dibuat gua menuju cincin batu sehingga kapal dapat lewat dan masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka membuat dermaga dari tembok batu parit. Setiap jalan masuk ke kota dijaga oleh gerbang dan menara, dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok didirikan dari bebatuan merah, putih dan hitam yang berasal dari parit, dan dilapisi oleh kuningan, timah dan orichalcum (perunggu atau kuningan).
Menurut Critias, 9.000 tahun sebelum kelahirannya, perang terjadi antara bangsa yang berada di luar Pilar-pilar Herkules (umumnya diduga Selat Gibraltar), dengan bangsa yang tinggal di dalam Pilar. Bangsa Atlantis menaklukan Libya sampai sejauh Mesir dan benua Eropa sampai sejauh Tirenia, dan menjadikan penduduknya budak. Orang Athena memimpin aliansi melawan kekaisaran Atlantis, dan sewaktu aliansi dihancurkan, Athena melawan kekaisaran Atlantis sendiri, membebaskan wilayah yang diduduki. Namun, nantinya, muncul gempa bumi dan banjir besar di Atlantis, dan hanya dalam satu hari satu malam, pulau Atlantis tenggelam dan menghilang.

[sunting] Catatan kuno lainnya

Selain Timaeus dan Critias, tidak terdapat catatan kuno mengenai Atlantis, yang berarti setiap catatan mengenai Atlantis lainnya berdasarkan dari catatan Plato.
Banyak filsuf kuno menganggap Atlantis sebagai kisah fiksi, termasuk (menurut Strabo) Aristoteles. Namun, terdapat filsuf, ahli geografi dan sejarawan yang percaya akan keberadaan Atlantis.[5] Filsuf Crantor, murid dari murid Plato, Xenocrates, mencoba menemukan bukti keberadaan Atlantis. Karyanya, komentar mengenai Timaeus, hilang, tetapi sejarawan kuno lainnya, Proclus, melaporkan bahwa Crantor berkelana ke Mesir dan menemukan kolom dengan sejarah Atlantis tertulis dalam huruf heroglif.[6] Plato tidak pernah menyebut kolom tersebut. Menurut filsuf Yunani, Solon melihat kisah Atlantis dalam sumber yang berbeda yang dapat "diambil untuk diberikan".[7]
Bagian lain dari komentar abad ke-5 Proclus mengenai Timaeus memberi deskripsi geografi Atlantis. Menurut mereka, terdapat tujuh pulau di laut tersebut pada saat itu, tanah suci untuk Persephone, dan juga tiga lainnya dengan besar yang sangat besar, salah satunya tanah suci untuk Pluto, lainnya untuk Ammon, dan terakhir di antaranya untuk Poseidon, dengan luas ribuan stadia. Penduduknya—mereka menambah—memelihara ingatan dari nenek moyang mereka mengenai pulau besar Atlantis yang pernah ada dan telah berkuasa terhadap semua pulau di laut Atlantik dan suci untuk Poseidon. Kini, hal tersebut telah ditulis Marcellus dalam Aethiopica".[8] Marcellus masih belum diidentifikasi.
Sejarawan dan filsuf kuno lainnya yang mempercayai keberadaan Atlantis adalah Strabo dan Posidonius.[9]
Catatan Plato mengenai Atlantis juga telah menginspirasi beberapa imitasi parodik: hanya beberapa dekade setelah Timaeus dan Critias, sejarawan Theopompus dari Chios menulis mengenai wilayah yang disebut Meropis. Deskripsi wilayah ini ada pada Buku 8 Philippica, yang berisi dialog antara Raja Midas dan Silenus, teman dari Dionysus. Silenus mendeskripsikan Bangsa Meropid, ras manusia yang tumbuh dua kali dari ukuran tubuh biasa, dan menghuni dua kota di pulau Meropis (Cos?): Eusebes (Εὐσεβής, "kota Pious") dan Machimos (Μάχιμος, "kota-Pertempuran"). Ia juga melaporkan bahwa angkatan bersenjata sebanyak sepuluh juta tentara menyebrangi samudra untuk menaklukan Hyperborea, tetapi meninggalkan proposal ini ketika mereka menyadari bahwa bangsa Hyperborea adalah bangsa terberuntung di dunia. Heinz-Günther Nesselrath menyatakan bahwa cerita Silenus merupakan jiplakan dari kisah Atlantis, untuk alasan membongkar ide Plato untuk mengejek.[10]
Zoticus, seorang filsuf Neoplatonis pada abad ke-3, menulis puisi berdasarkan catatan Plato mengenai Atlantis.[11]
Sejarawan abad ke-4, Ammianus Marcellinus, berdasarkan karya Timagenes (sejarawan abad ke-1 SM) yang hilang, menulis bahwa Druid dari Galia mengatakan bahwa sebagian penduduk Galia bermigrasi dari kepulauan yang jauh. Catatan Ammianus dianggap oleh sebagian orang sebagai klaim bahwa ketika Atlantis tenggelam, penduduknya mengungsi ke Eropa Barat; tetapi Ammianus mengatakan bahwa “Drasidae (Druid) menyebut kembali bahwa sebagian dari penduduk merupakan penduduk asli, tetapi lainnya juga bermigrasi dari kepulauan dan wilayah melewati Rhine" (Res Gestae 15.9), tanda bahwa imigran datang ke Galia dari utara dan timur, tidak dari Samudra Atlantik.[12]
Risalah Ibrani mengenai perhitungan astronomi pada tahun 1378/79, yang merupakan parafrase karya Islam awal yang tidak diketahui, menyinggung mitologi Atlantis dalam diskusi mengenai penentuan titik nol kalkulasi garis bujur.[13]

[sunting] Catatan modern

Peta menunjukan wilayah kekuasaan Kekaisaran Atlantis. Peta dibuat oleh Ignatius L. Donnelly.
Novel Francis Bacon tahun 1627, The New Atlantis (Atlantis Baru), mendeskripsikan komunitas utopia yang disebut Bensalem, terletak di pantai barat Amerika. Karakter dalam novel ini memberikan sejarah Atlantis yang mirip dengan catatan Plato. Tidak jelas apakah Bacon menyebut Amerika Utara atau Amerika Selatan.
Novel Isaac Newton tahun 1728, The Chronology of the Ancient Kingdoms Amended (Kronologi Kerajaan Kuno Berkembang), mempelajari berbagai hubungan mitologi dengan Atlantis. [14]
Pada pertengahan dan akhir abad ke-19, beberapa sarjana Mesoamerika, dimulai dari Charles Etienne Brasseur de Bourbourg, dan termasuk Edward Herbert Thompson dan Augustus Le Plongeon, menyatakan bahwa Atlantis berhubungan dengan peradaban Maya dan Aztek.
Pada tahun 1882, Ignatius L. Donnelly mempublikasikan Atlantis: the Antediluvian World. Karyanya menarik minat banyak orang terhadap Atlantis. Donnelly mengambil catatan Plato mengenai Atlantis dengan serius dan menyatakan bahwa semua peradaban kuno yang diketahui berasal dari kebudayaan Neolitik tingginya.
Selama akhir abad ke-19, ide mengenai legenda Atlantis digabungkan dengan cerita-cerita "benua hilang" lainnya, seperti Mu dan Lemuria. Helena Blavatsky, "Nenek Pergerakan Era Baru", menulis dalam The Secret Doctrine (Doktrin Rahasia), bahwa bangsa Atlantis adalah pahlawan budaya (kontras pada Plato yang mendeskripsikan mereka sebagai masalah militer), dan "Akar Ras" ke-4, yang diteruskan oleh "Ras Arya". Rudolf Steiner menulis evolusi budaya Mu atau Atlantis. Edgar Cayce, pertama kali menyebut Atlantis tahun 1923,[15] dan nantinya menjelaskan bahwa lokasi Atlantis berada di Karibia, dan menyatakan bahwa Atlantis adalah peradaban berevolusi tinggi kuno, kini telah tenggelam, yang memiliki kapal dan pesawat tempur menggunakan energi dalam bentuk kristal energi misterius. Ia juga memprediksi bahwa sebagian dari Atlantis akan naik ke permukaan tahun 1968 atau 1969. Jalan Bimini, yang ditemukan oleh Dr.J Manson Valentine, merupakan formasi batu tenggelam yang terlihat seperti jalan di sebelah utara Kepulauan Bimini Utara. Jalan ini ditemukan pada tahun 1968 dan diklaim sebagai bukti peradaban yang hilang dan kini masih diteliti.
Telah diklaim bahwa sebelum era Eratosthenes tahun 250 SM, penulis Yunani menyatakan bahwa lokasi Pilar-pilar Herkules berada di Selat Sisilia, namun tidak terdapat bukti yang cukup untuk membuktikan hal tersebut. Menurut Herodotus (circa 430 SM), ekspedisi Finisi telah berlayar mengitari Afrika atas perintah firaun Necho, berlayar ke selatan Laut Merah dan Samudera Hindia dan bagian utara di Atlantik, memasuki kembali Laut Tengah melalui Pilar Hercules. Deskripsinya di Afrika barat laut menjelaskan bahwa ia melokasikan Pilar Hercules dengan tepat di tempat pilar Hercules berada saat ini. Kepercayaan bahwa pilar Hercules yang telah diletakan di Selat Sisilia menurut Eratosthenes, telah dikutip dalam beberapa teori Atlantis.

[sunting] Ide Nasionalis

Konsep Atlantis menarik perhatian teoris Nazi. Pada tahun 1938, Heinrich Himmler mengorganisir pencarian di Tibet untuk menemukan sisa bangsa Atlantis putih. Menurut Julius Evola (Revolt Against the Modern World, 1934), bangsa Atlantis adalah manusia super (Übermensch) Hyperborea—Nordik yang berasal dari Kutub Utara (lihat Thule). Alfred Rosenberg (The Myth of the Twentieth Century, 1930) juga berbicara mengenai kepala ras "Nordik-Atlantis" atau "Arya-Nordik".

[sunting] Hipotesa terkini

Dengan teori continental drift secara luas diterima selama tahun 1960-an, kebanyakan teori "Benua Hilang" Atlantis mulai menyusut popularitasnya. Beberapa teoris terkini mengusulkan bahwa elemen cerita Plato berasal dari mitologi awal.

[sunting] Hipotesa lokasi

Citra satelit Santorini dari udara. Tempat ini merupakan salah satu dari banyak tempat yang diduga sebagai lokasi Atlantis.
Sejak Donnelly, terdapat lusinan - bahkan ratusan - usulan lokasi Atlantis. Beberapa hipotesis merupakan hipotesis arkeologi atau ilmiah, sementara lainnya berdasarkan fisika atau lainnya. Banyak tempat usulan yang memiliki kemiripan karakteristik dengan kisah Atlantis (air, bencana besar, periode waktu yang relevan), tetapi tidak ada yang berhasil dibuktikan sebagai kisah sejarah Atlantis yang sesungguhnya.
Kebanyakan lokasi yang diusulkan berada atau di sekitar Laut Tengah. Pulau seperti Sardinia, Kreta dan Santorini, Sisilia, Siprus dan Malta; kota seperti Troya, Tartessos, dan Tantalus (di provinsi Manisa), Turki; dan Israel-Sinai atau Kanaan. Letusan Thera besar pada abad ke-17 atau ke-16 SM menyebabkan tsunami besar yang diduga para ahli menghancurkan peradaban Minoa di sekitar pulau Kreta yang semakin meningkatkan kepercayaan bahwa bencana ini mungkin merupakan bencana yang menghancurkan Atlantis.[16] Terdapat wilayah di Laut Hitam yang diusulkan sebagai lokasi Atlantis: Bosporus dan Ancomah (tempat legendaris di dekat Trabzon). Sekitar Laut Azov diusulkan sebagai lokasi lainnya tahun 2003.[17] A. G. Galanopoulos menyatakan bahwa skala waktu telah berubah akibat kesalahan penerjemahan, kemungkinan kesalahan penerjemahan bahasa Mesir ke Yunani; kesalahan yang sama akan mengurangi besar Kerajaan Atlantis Plato menjadi sebesar pulau Kreta, yang meninggalkan kota dengan ukuran kawah Thera. 900 tahun sebelum Solon merupakan abad ke-15 SM.[18]
Beberapa hipotesis menyatakan Atlantis berada pada pulau yang telah tenggelam di Eropa Utara, termasuk Swedia (oleh Olof Rudbeck di Atland, 1672–1702), atau di Laut Utara. Beberapa telah mengusulkan Al-Andalus atau Irlandia sebagai lokasi.[19] Kepulauan Canary juga dinyatakan sebagai lokasi yang mungkin, sebelah barat selat Gibraltar tetapi dekat dengan Laut Tengah. Berbagai kepulauan di Atlantik juga dinyatakan sebagai lokasi yang mungkin, terutama Kepulauan Azores. Pulau Spartel yang telah tenggelam di selat Gibraltar juga telah diusulkan.[20]
Antarktika, Indonesia, dibawah Segitiga Bermuda,[21] dan Laut Karibia telah diusulkan sebagai lokasi Atlantis. Kisah benua "Kumari Kandam" yang hilang di India telah menginspirasi beberapa orang untuk menggambarkannya secara paralel dengan Atlantis. Menurut Ignatius L. Donnelly dalam bukunya, Atlantis: The Antediluvian World, terdapat hubungan antara Atlantis dan Aztlan (tempat tinggal nenek moyang suku Aztek). Ia mengklaim bahwa suku Aztek menunjuk ke timur Karibia sebagai bekas lokasi Aztlan.
Lokasi yang diduga sebagai lokasi Atlantis adalah:
Ilustrasi Atlantis oleh Lloyd K. Townsend.

[sunting] Atlantis dalam seni, sastra dan budaya

Legenda Atlantis muncul dalam banyak buku, film, serial televisi, permainan video, lagu dan karya lainnya. Contoh Atlantis dalam film adalah serial televisi Stargate Atlantis dan film animasi Disney Atlantis: The Lost Empire. Permainan video pertama Tomb Raider menampilkan Atlantis sebagai basis cerita dan lokasi untuk akhir cerita.

[sunting] Lihat pula

[sunting] Catatan kaki

  1. ^ a b c Atlantis — Ensiklopedia Britannica
  2. ^ Atlantis: the Myth by Alan G. Hefner
  3. ^ Morgan 1998
  4. ^ Melacak Peradaban Atlantis
  5. ^ Nesselrath (2005), pp. 161–171.
  6. ^ Proclus, In Tim. 1,76,1–2 (= FGrHist 665, F 31)
  7. ^ Timaios 24a: τὰ γράμματα λαβόντες.
  8. ^ Proclus, Commentary on Plato's Timaeus, p. 117.10–30 (=FGrHist 671 F 1), trans. Taylor, Nesselrath).
  9. ^ Strabo 2.3.6
  10. ^ Nesselrath 1998, pp. 1–8.
  11. ^ Porphyry, Life of Plotinus, 7=35.
  12. ^ Fitzpatrick-Matthews, Keith. Lost Continents: Atlantis.
  13. ^ Selin, Helaine 2000, Astronomy Across Cultures: The History of Non-Western Astronomy, Kluwer Academic Publishers, Netherlands, pg 574. ISBN 0-7923-6363-9
  14. ^ Isaac Newton (1728). The Chronology of Ancient Kingdoms Amended
  15. ^ Robinson, Lytle, 1972, Edgar Cayce’s Story of the Origin and Destiny of Man, Berkeley Books, New York, pg 51.
  16. ^ The wave that destroyed Atlantis Harvey Lilley, BBC News Online, 2007-04-20. Diakses pada 2007-04-21.
  17. ^ Atlantis Motherland http://atlantis-today.com]
  18. ^ Galanopoulos, Angelos Geōrgiou, and Edward Bacon, Atlantis: The Truth Behind the Legend, Indianapolis: Bobbs-Merrill, 1969
  19. ^ Lovgren, Stefan (2004-08-19). "Atlantis "Evidence" Found in Spain and Ireland". National Geographic. http://news.nationalgeographic.com/news/2004/08/0819_040819_atlantis.html. Diakses pada 5 Desember 2007. 
  20. ^ http://antiquity.ac.uk/ProjGall/kuhne/ A location for "Atlantis"? Rainer W. Kühne Antiquity Vol 78 No 300 June 2004
  21. ^ Hanson, Bill. The Atlantis Triangle. 2003.